Menjadi Guru Dan Harapan Buat Pendidikan Di Pedalaman Papua

Erens Pulalo atau biasa akrap disapa Erpul adalah salah satu pemuda asal kota Jayapura dengan kerinduan yang sangat besar untuk menjadi guru di pedalaman Papua. setelah menyelesaikan studi strata satu di kota Jayapura yang menurutnya sangat enak hidup di kota besar dan serba ada. pemuda asal kampung Ayapo, Distrik Sentani Timur ini merasa masih kurang menantang jika menjadi guru dan hanya mengajar di kota Jayapura

Suatu hari saat Erens menonton beberapa film tentang keadaan pendidikan Papua khususnya di pedalaman dan merasa sangat terpanggil untuk kesana “bahkan saya pernah meneteskan air mata saat menonton film Di Timur Matahari dimana anak - anak ke sekolah tiap hari tetapi guru nya tidak ada karena berada di kota, itu bukan hanya di film tetapi fakta yang kami rasakan dan betul terjadi di Papua, guru-guru banyak menghabiskan kan waktunya di kota dibandingkan di sekolah tempatnya ditempatkan untuk mengajar”,ujar pemuda yang sering disapa Erpul

Melalui Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) Erens berkesempatan untuk mengajar di SD Negeri Pasir Putih Kabupaten Mappi. Sudah hampir satu setengah tahun mengabdi di Mappi banyak tantangan yang harus dihadapi seperti gedung sekolah yang ada tetapi tidak layak untuk digunakan, tidak ada meja dan kursi, berlantai tanah dan, anak ke sekolah hanya gunakan pakaian biasa yang mereka kenakan sudah hampir 1 minggu di tubuh mereka, tidak kenakan sepatu, buku tulis pun tidak ada bahkan mereka tidak tahu pemimpin mereka dan tidak tahu lagu - lagu nasional. Tetapi mereka punya keinginan besar untuk sekolah.

kadang kami sebagai guru-guru yang bertugas di kampung tersebut tidak tegah melihat keadaan yang terjadi di tempat kami mengabdi. Terpaksa kami menggunakan uang pribadi untuk membantu mereka membeli buku, alat tulis dan beberapa seragam sekolah dan kebutuhan lainnya, minimal bisa membantu mereka mengingat latar belakang orang tua mereka hanya petani yang hasil pertanian tidak bisa dijual karena jarak pasar sangat jauh bisa menempuh 8 - 9 jam sehingga hasilnya mereka makan.”Tegas Erens Guru asal Jayapura”

Ada satu hal yang mungkin menurut guru-guru disana mereka melanggar aturan Kemdikbud terkait Covid-19, mulai Februari hingga Mei dilarang untuk melakukan aktivitas belajar-mengajar tetapi bagi mereka di pedalaman ini yang jauh dari kota tidak ada virus tersebut.

Sekolah lain boleh libur karena Corona tetapi sekolah kita tidak libur, disini tidak ada Corona yang ada hanya Co Belajar". Kenapa saya katakan itu. ? Bagi saya virus ini tidak mungkin hinggap disini yang saya mau setiap pelajaran yang berikan harus hinggap di otak mereka “kata ERPUL sapaan akrab Guru tersebut”.

ada sebuah harapan harapan besar yang timbul dari lubuk hati guru pedalaman Papua di usia kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 tahun merdeka tidak ada lagi perbedaan diantara kita, pemerataan pembangunan sekolah dan guru harus benar - benar terwujud agar anak - anak yang berada di pedalaman papua atau yang susah dijangkau bisa mendapatkan fasilitas pendidikan yang sama dengan anak - anak di kota, di kota diajarkan pengoperasian komputer di pedalaman juga harus seperti itu agar mereka tidak ketinggalan perkembangan IPTEK dengan begitu sila ke 5 "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" benar - benar terwujud. Anak - anak pedalaman Papua punya cita - cita yang besar tetapi yang menghambat ialah kita sendiri karena kita tidak bisa lakukan perubahan itu bila kita bisa berkorban untuk mereka terlebih kita guru kenapa tidak. Khusus untuk guru - guru asal Papua, daripada menganggur di kota mari ke pedalaman kita bangun sumber daya manusia Papua dari sini agar jangan kita dibilang tertinggal. Walaupun kita disebut "Guru Tanpa Jasa" intinya kita sudah melakukan yang terbaik buat adik - adik kita untuk mengejar cita - citanya.”Jelas pak guru Erens Pulalo yang sedang mengabdi disalah satu kampung pedalaman Papua”



#BelajarMenulisBeritaDanEditVideo

#BalitbandaPapuaBarat

#BentaraPapua

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PLP 2020 Untuk Mahasiswa UNIPA Dilakukan Secara Online

Manfaat Mengikat Babi Untuk Kebun Masyarakat Kampung Bamaha