Rumah Belajar Bentara dan Anak-anak Kampung Pamaha
Kampung Pamaha, Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat Berada di kawasan ekosistem Pegunungan Arfak dan 2 danau besar; Danau Anggi Gida dan Anggi Giji,Kampung Pamaha berada pada ketinggian antara 1950-2350 mdpl. Rumah Belajar Bentara Papua terletak kampung tersebut..
Pada bulan Agustus 2019 lalu saya diberi kesempatan oleh Bentara Papua untuk mengaktifkan kembali kegiatan di Rumah Belajar. Di awal minggu pertama kami melakukan pendekatan dan bermain serta belajar menggunakan lagu anak-anak. setelah minggu pertama berlalu kami masuk minggu kedua dengan pembagian kelas yang terbagi menjadi 2. Kelas kecil buat anak yang belum bisa baca dan tulis sedangkan kelas besar khusus untuk mereka yang sudah bisa membaca dan menulis. Saya bertanggung jawab di kelas besar dan teman saya Riri yang juga merupakan relawan Bentara bertugas mengajar kelas kecil.
Selain kami relawan ikut bersama kami Yunes Bonai selaku salah satu Staff Bentara Papua juga membantu kami selama berada di kampung dan untuk memastikan anak-anak murid mengikuti kegiatan belajar dengan Baik, Bapak Guru Soni yang mana beliau sebagai guru di SD Bamaha juga menyempatkan waktunya untuk bergabung bersama kami.
Aktivitas Belajar non-formal ini kami lakukan pada sore hari mulai pukul 16.00 - selesai. Dalam seminggu kami belajar sebanyak 3 hari. Senin,Rabu dan Jumat sedangkan hari lainnya kami tetap membuka rumah belajar untuk mereka yang gemar membaca buku-buku yang disediakan oleh Bentara Papua dan yang mungkin juga mau menanyakan hal-hal terkait pertanian. Setiap Senin kami memperkenalkan lagu anak sebagai media pembelajaran. Setelah itu dilanjutkan dengan belajar membaca. Sedangkan hari selasa kami mencoba untuk memberikan materi terkait perlindungan hutan sejak dini dan memperkenalkan hasil-hasil bumi melalui buku gambar bercerita. Contohnya, hasil pertanian dan makhluk hidup lainnya yang sekiranya mereka belum kenal.Khusus hari jumat belajar berinteraksi langsung dengan Alam Sekitar misalnya menanam Bibit Pohon.
Kadang mereka pulang sekolah lebih awal karena tidak ada guru dikelas. Sebenarnya SD Bamaha memiliki guru yang bisa dikatkan banyak tetapi ada beberapa guru yang tidak menetap di Bamaha padahal mereka merupakan masyarakat asli disitu tetapi mereka sangat jarang untuk tinggal dan mengajar di sekolah, ketika saya disana saya lebih sering mendengar anak-anak mengatakan bahwa dari kelas 1 sampai kelas 6 biasa dibagi menjadi 2 kelas besar. Kelas 1-3 mereka mendapatkan pelajaran yang sama meskipun bedah kelas begitu juga kelas 4-6. Selama saya dan beberapa teman saya selama 1 bulan lebih disana saya sering melihat anak-anak SD selalu bermain pada saat jam pelajaran bahkan sampai waktu pulang sekolah. di mereka mengajak saya dan teman-teman untuk memancing ikan di danau. Tempat favorit kita untuk mancing ikan di Tanjung Koctera dan Tanjung Kobrey. Selain mancing ikan kami juga sesekali mandi di danau.
Selain bermain dan belajar bersama anak-anak kami juga sering mengikuti kegiatan mama-mama juga pemuda/i Kampung Bamaha. Yang pastinya kegiatan mereka lebih banyak menghabiskan waktu di kebun entah itu kebun di samping rumah dan juga jauh dari rumah bahkan diluar kampung seperti di Umangka. “kalo sa tidak ke kebun sa tidak bisa makan sa juga rasa badan macam mau sakit kalau tidak kerja dikebun,” jelas Derince Saiba salah satu pemudi juga sebagai Ibu rumah tangga yang sangat akif di setiap kegiatan yang dilakukan di kampung.
Oka~
Komentar
Posting Komentar